Minggu, 13 Desember 2009
di
23.04
|
Perayaan Bulan Sura (tahun baru Jawa) di Paramaribo, Suriname, Amerika Selatan, berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan komunitas Jawa setempat, pejabat negara, dan diminati para turis. Demikian dikatakan Dubes RI di Paramaribo, Suparmin Sunjoyo.
Ia mengatakan organisasi sosial-budaya komunitas Jawa yang dipimpin Sapto Sopawiro di Suriname mengadakan "Tjarita Wudjud Ngesti Tunggal" untuk merayakan Tradisi Suran. Perayaan Suran yang dihadiri komunitas Jawa dari berbagai distrik di Suriname, turis dari Eropa, dan etnis lainnya itu diisi dengan pagelaran Macapatan (melantunkan tembang Jawa.
Ini adalah tradisi di kalangan suku Jawa di Indonesia. Di Suriname yang seperlima dari 481.146 penduduknya orang Jawa (sensus 2003), tradisi macapat pernah hidup sebelum Suriname merdeka, tetapi saat ini sudah jarang dilakukan.
Semua jenis tembang macapat seperti Asmarandana, Dandanggula, Durma, Gambuh, Kinanthi, Maskumambang, Megatruh, Mijil, Pangkur, Pucung, dan Sinom ditampilkan para hadirin. Dubes Suparmin menyumbang tembang Pangkur dan Maskumambang, sementara dua staf KBRI Paramaribo lainnya menembang Dandanggula, Megatruh, Durma, dan Asmarandana.
Dalam kesempatn itu disampaikan rencana KBRI Paramaribo untuk menyelenggarakan Seminar Internasional Bahasa Jawa di Paramaribo, 5 Mei 2005. Acara yang berlangsung pada 18 Februari 2005 itu mendapat sambutan besar dari berbagai kalangan dan disiarkan oleh televisi setempat.
Organisasi "Pernatan Adat Jawa Sunaring Muljo Sedjati," pimpinan Eddy Djojomoenawi, pada 25 Februari lalu juga merayakan Lebaran Sura (Tahun Baru Jawa 1938) di Nuweer Gevondeweg, Paramaribo.
Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Suriname Walter Sandriman, Menteri Sosial dan Perumahan Rakyat Suriname Samuel Pawironadi, Menteri Perdagangan dan Industri Suriname Michael Jong Chien Fa, Ketua Parpol Pertjajah Luhur/mantan Mensos Paul Salam Somohardjo, dan Ketua Parpol Kerukunan Tulodho Pranatan Inggil, Willy Soemita, serta Suparmin.
Dalam sambutannya, Dubes RI memberi apresiasi atas upaya komunitas Jawa yang terpisah 100 tahun lebih dari leluhurnya tetapi tetap menjaga dan melestarikan tradisi Jawa. "Apalagi para penabuh gamelan dalam acara tersebut dari kalangan generasi muda (yunior)," kata Suparmin.
Dubes RI juga mengumumkan bahwa mulai 28 Februari 2005 KBRI Paramaribo membuka lagi angkatan baru kursus-kursus Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Tarian-Tarian Daerah Indonesia, yang terbuka untuk umum.
Ketua parpol Pertjajah Luhur Paul Somohardjo, Menteri Pendidikan Walter Sandriman, dan Menteri Sosial Samuel Pawironadi, yang juga memberi sambutan dalam acara tersebut semua memberi ucapan selamat tahun baru.
Mereka juga mengimbau kalangan warga Suriname keturunan Jawa agar bersama-sama dengan Warga Suriname dari etnis lain untuk ikut membangun negara. Menteri Sosial Samuel Pawironadi dan Menteri Pendidikan Walter Sandriman keduanya memberikan apresiasi atas upaya KBRI Paramaribo memelihara seni budaya Jawa melalui kursus-kursus. Samuel mengajak hadirin dan keluarganya agar mengikuti kursus-kursus tersebut.
Perayaan diisi dengan kenduri dan doa keselamatan dengan menggunakan bahasa Jawa, lalu dimeriahkan dengan pertunjukan tari-tarian, seni gamelan dengan penabuh dari kalangan muda, serta wayang kulit yang mengambil lakon `Semar Boyong` dengan dalang Ki Giman Kromodikoro.
Sebelum pagelaran wayang kulit didahului dengan tari-tarian Gambyong, Tari Kiprah (Gatutkaca Gandrung), Perang-perangan Arjuna-Cakil, Jaran Kepang Putri, dan Jaran Kepang Putra, yang semuanya dibawakan kalangan muda Suriname dari organisasi seni Zangho Horse Dijkveld pimpinan Gheger Poidjojo.
-Kapanlagi.com
Ia mengatakan organisasi sosial-budaya komunitas Jawa yang dipimpin Sapto Sopawiro di Suriname mengadakan "Tjarita Wudjud Ngesti Tunggal" untuk merayakan Tradisi Suran. Perayaan Suran yang dihadiri komunitas Jawa dari berbagai distrik di Suriname, turis dari Eropa, dan etnis lainnya itu diisi dengan pagelaran Macapatan (melantunkan tembang Jawa.
Ini adalah tradisi di kalangan suku Jawa di Indonesia. Di Suriname yang seperlima dari 481.146 penduduknya orang Jawa (sensus 2003), tradisi macapat pernah hidup sebelum Suriname merdeka, tetapi saat ini sudah jarang dilakukan.
Semua jenis tembang macapat seperti Asmarandana, Dandanggula, Durma, Gambuh, Kinanthi, Maskumambang, Megatruh, Mijil, Pangkur, Pucung, dan Sinom ditampilkan para hadirin. Dubes Suparmin menyumbang tembang Pangkur dan Maskumambang, sementara dua staf KBRI Paramaribo lainnya menembang Dandanggula, Megatruh, Durma, dan Asmarandana.
Dalam kesempatn itu disampaikan rencana KBRI Paramaribo untuk menyelenggarakan Seminar Internasional Bahasa Jawa di Paramaribo, 5 Mei 2005. Acara yang berlangsung pada 18 Februari 2005 itu mendapat sambutan besar dari berbagai kalangan dan disiarkan oleh televisi setempat.
Organisasi "Pernatan Adat Jawa Sunaring Muljo Sedjati," pimpinan Eddy Djojomoenawi, pada 25 Februari lalu juga merayakan Lebaran Sura (Tahun Baru Jawa 1938) di Nuweer Gevondeweg, Paramaribo.
Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Suriname Walter Sandriman, Menteri Sosial dan Perumahan Rakyat Suriname Samuel Pawironadi, Menteri Perdagangan dan Industri Suriname Michael Jong Chien Fa, Ketua Parpol Pertjajah Luhur/mantan Mensos Paul Salam Somohardjo, dan Ketua Parpol Kerukunan Tulodho Pranatan Inggil, Willy Soemita, serta Suparmin.
Dalam sambutannya, Dubes RI memberi apresiasi atas upaya komunitas Jawa yang terpisah 100 tahun lebih dari leluhurnya tetapi tetap menjaga dan melestarikan tradisi Jawa. "Apalagi para penabuh gamelan dalam acara tersebut dari kalangan generasi muda (yunior)," kata Suparmin.
Dubes RI juga mengumumkan bahwa mulai 28 Februari 2005 KBRI Paramaribo membuka lagi angkatan baru kursus-kursus Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Tarian-Tarian Daerah Indonesia, yang terbuka untuk umum.
Ketua parpol Pertjajah Luhur Paul Somohardjo, Menteri Pendidikan Walter Sandriman, dan Menteri Sosial Samuel Pawironadi, yang juga memberi sambutan dalam acara tersebut semua memberi ucapan selamat tahun baru.
Mereka juga mengimbau kalangan warga Suriname keturunan Jawa agar bersama-sama dengan Warga Suriname dari etnis lain untuk ikut membangun negara. Menteri Sosial Samuel Pawironadi dan Menteri Pendidikan Walter Sandriman keduanya memberikan apresiasi atas upaya KBRI Paramaribo memelihara seni budaya Jawa melalui kursus-kursus. Samuel mengajak hadirin dan keluarganya agar mengikuti kursus-kursus tersebut.
Perayaan diisi dengan kenduri dan doa keselamatan dengan menggunakan bahasa Jawa, lalu dimeriahkan dengan pertunjukan tari-tarian, seni gamelan dengan penabuh dari kalangan muda, serta wayang kulit yang mengambil lakon `Semar Boyong` dengan dalang Ki Giman Kromodikoro.
Sebelum pagelaran wayang kulit didahului dengan tari-tarian Gambyong, Tari Kiprah (Gatutkaca Gandrung), Perang-perangan Arjuna-Cakil, Jaran Kepang Putri, dan Jaran Kepang Putra, yang semuanya dibawakan kalangan muda Suriname dari organisasi seni Zangho Horse Dijkveld pimpinan Gheger Poidjojo.
-Kapanlagi.com
Diposting oleh
Almas
Label:
Budaya
0 komentar:
Posting Komentar